Rabu, 26 Februari 2014

Komunikasi Efektif dan Asertif Management Keperawatan


Komunikasi Efektif dan Asertif dalam Management Keperawatan






Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.

Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1.   Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2.   menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3.   pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4.   Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.

5.   Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Berbicara tentag minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :
Tersedianya suatu hal yang menarik minat. \
Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian. 
Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksudkan.

ohnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu proses komunikasi membutuhkan aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang efektif.

PENGERTIAN KOMUNIKASI ASERTIF (ASSERTIVE COMMUNICATION)
Komunikasi asertif merupakan komunikasi yang berdiri pada titik tengah antara komunikasi pasif dan agresif  dimana komunikasi ini mengedepankan cara pandang untuk mengemukakan pendapat dan perasaan tanpa memaksakan kehendak serta tidak melanggar hak-hak orang lain.  Tipe komunikasi ini selalu mensinergikan sudut pandang yang berbeda sehingga tercipta suasana yang win-win solution diantara kedua belah pihak.  Dalam berkomunikasi secara asertif memiliki pembelajaran-pembelajaran yang terkandung dan menghasilkan penjelasan-penjelasan yang baik, mendengarkan dan menghargai sudut pandang yang berbeda dengan melihat perbedaan dari sudut pandang positif.

PERILAKU ASERTIF
Gaya berkomunikasi (style of communication) juga sangat berpengaruh terhadap perilaku atau tingkah laku sehari-hari baik berkomunikasi pasif, asertif dan agresif.  Tingkah laku yang tumbuh dalam diri menggunakan komunikasi asertif antara lain:
1. Menjelaskan tentang perasaan, kebutuhan dan tujuan yang dapat diterima oleh pihak-pihak yang berhubungan.
2. Mampu berkomunikasi secara sabar tanpa bermaksud menyerang orang lain.
3. Tegas dalam menentukan pilihan tanpa memaksakan kehendak kepada orang lain.
4. Bermain dalam ketentuan yang jelas dan rasional
5. Mengatakan kebenaran dalam mempertahankan tujuan walaupun muncul konflik tetapi selalu menjaga perasaan orang lain.
6.  Tetap berpandang positif dan baik dalam menghadapi suatu permasalahan.
7.  Percaya diri dan terbuka
8.  Mampu memberi dan menerima umpan balik hal-hal positif dan negatif
9.  Cara pandang yang positif dan optimis
10. Mengerti tentang bernegoisasi diantara perbedaan-perbedaan pendapat orang lain

TEKNIK KOMUNIKASI YANG BERKAITAN DALAM PERILAKU POSITIF ASERTIF
Ada beberapa teknik yang berkaitan dan berhubungan dalam perilaku positif asertif antara lain:
1.  Menggunakan ekspresi yang nyaman untuk dipandang, selalu menjaga pandangan mata secara baik.
2.   Menjaga intonasi dalam memberikan ketegasan tapi dapat menyenangkan orang lain.
3.   Mendengarkan secara baik lawan bicara yang sedang mengatakan sesuatu
4.   Menanyakan pertanyaan apabila membutuhkan penjelasan
5.   Selau berpandang untuk menemukan solusi yang terbaik dalam menyelesaikan suatu masalah.
Perilaku asertif dalam berkomunikasi
Ciri:
  • Berani mengungkapkan pikiran, perasaan, kebutuhan, hak pribadi, dengan
  • memperhatikan pikiran, perasaan orang lain
Asertif perilaku yang:
  • Memperhatikan kebutuhan dan perasaan diri sendiri, namun juga
  • Menghargai hak orang lain
Isi pikirannya:
  • Percaya, menghormati diri dan orang lain
  • menekankan penyelesaian masalah secara efektif
Tanda non verbal:
  • Suara sedang, namun tegas
  • menatap langsung,
  • tidak mendominir ekspresi wajah dan postur relax
Contoh seseorang dengan perilaku asertive dalam mengeluarkan pendapat:
  • ‘Saya berpendapat … bagaimana pendapat anda?
  • ‘Masalah ini akan saya hadapi dengan cara ini. Bagaimana efeknya


 Contoh Dialog Komunikasi Efektif dan Asertif:

Karu: selamat pagi pak, bu..
Pasien: pagi pak
Karu: bagaimana perasaannya sekarang?
Kel: bengini pak, dari subuh tadi demamnya belum turun juga.
Karu: demamnya masih lumayan yah, suster pasien ini sudah diberikan obat?
Per: sudah pak, obatnya baru diberikan tepatnya jam 8 tadi diberikan obat yang termasuk penurun panas 1 tablet
Karu: ibu sudah meminumkan obatnya?
Kel: baru saja pak
Karu: begini ibu, ini kan obatnya sudah diminum jadi kita lihat hasilnya, obatnya baru bekerja jika 5 menit – 1 jam berbeda dengan obat injeksi atau suntik yang terbilang cepat. Sambil menunggu reaksi obatnya ibu bisa mengompres anak ibu dulu dengan air hangat.
Kel: iya pak saya sudah kompres di dahinya
Karu: jangan Cuma di dahi ibu, ini akan lebih berpengaruh jika ibu kompresnya dibawah kedua ketiak atau perut. Dan ini juga kopresnya harus sering-sering diganti. Bagaimana menurut pendapat suster?
Per: saya rasa juga begitu pak. Lebih berpengaruh jika dikopres di bawah kedua ketiak atau perut daripada di dahi.
Karu: kalau begitu saya bisa tinggal sekarang bu?
Kel: iya pak, terima kasih banyak.
Karu: suster minta tolong pasien ini diawasi yah kalau bisa dibantu diarahkan cara kompresnya.
Per: iya pak

Selasa, 25 Februari 2014

Resume Halusinasi Penciuman Keperawatan Jiwa

                                                                  RESUME PADA Nn “N”
                                                        DENGAN HALUSINASI PENGHIDU
                                                    DI WILAYAH PUSKESMAS MANGASA



RESUME
                                                                                        Tanggal pengkajian: 5 februari 2013

I.    Pengkajian
Nama        : Nn “S”
Umur        : 36 tahun
Jenis kelamin    : Perempuan
Agama        : Islam
Status        : Belum Menikah
Pendidikan        : SMA (SLB)
Pekerjaan        : -
Alamat        : Jl. Kompleks P dan K

II.    Keluhan utama saat dikaji
Klien mengatakan selalu mencium bau-bau dari kain-kain lap yang klien lihat tetapi bau-bauan itu tidak dicium atau dirasakan oleh orang lain.

III.    Factor predisposisi
    Klien mendapatkan keluhan sejak tahun 1990-an dan sampai saat ini (tahun 2013) klien sudah 5 kali keluar masuk RSKD Makassar sejak tahun 1990-an sampai ssat ini klien rutin meminum obatnya.
    Klien pernah mengalami kecelakaan sewaktu masih SD, pada saat itu sempat trauma/phobia terhadap motor yang mengakibatkan klien sempat putus sekolah.
Masalah keperawatan    : Respon pasca trauma
    Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
    Genogram:



Ket:

        : laki-laki/perempuan

        : Meninggal

        : Umur tidak diketahui

        : Klien

        : Tinggal serumah


G1    : Sudah meningal dunia dan tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan klien
G2    : Ayah klien menggal karena DM. tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan klien pada G2
G3    : Kakak klien meninggal karena penyakit lambung. Dan klien menderita gangguan jiwa halusinasi   penciuman


IV.    Pengkajian fisik
a.    TTV
TD    : 110/80 mmHg
N    : 80 x/mnt
S    : 36,8oC
P    : 22 x/mnt
b.    Antropometri
TB    : 166 cm
BB    : 59 kg
c.    Klien tidak mengalami keluhan fisik

V.    Psikososial
1.    Konsep diri
    Citra tubuh
•    Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai yaitu bagian wajah.
•    Klien mengatakan tubuhnya masih lengkap dan mensyukurinya.
    Identitas
•    Klien menyadari bahwa dirinya adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara.
•    Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang perempuan.
•    Klien menyadari bahwa perannya di rumah sebagai anak.
    Peran
•    Klien berperan sebahai anak di rumah
•    Klien membantu pekerjaan rumah
    Ideal diri
Klien berharap penyakitnya masih bias disembuhkan
    Harga diri
Klien terkadang merasa sedih karenan kakaknya selalu tidak ingin berbicara dengannya.
Masalah keperawatan    : harga diri rendah
2.    Hubungan social
    Orang terdekat dengan klien adalah ibunya
    Klien tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
    Klien mudah bergaul dengan orang baru
3.    Spiritual
    Nilai dan keyakinan
•    Klien beragama Islam dan meyakini agama yang dianutnya
•    Klien percaya bahwa Allah SWT itu ada
    Kegiatan ibadah
Klien mengatakan rajin sholat

VI.    Status mental
1.    Penampilan
    Klien menggunakan pakaian yang sesuai
    Klien terlihat rapi
2.    Pembicaraan
    Klien kooperatif diajak bicara
    Kontak kurang
    Intonasi suara sedang
3.    Aktivitas motorik
    Klien Nampak tenang
    Klien sering meremas-remas kedua tangannya
4.    Alam perasaan
Klien terlihat biasa saja. Tidak terlihat adanya ketakutan atau gembira yang berlebihan.
5.    Afek
Afek yang dimiliki klien yaitu afek sesuai
6.    Interaksi selama wawancara
    Klien kooperatif diajak berbicara
    Kontak kurang
    Intonasi suara sedang
    Klien sering menunduk
7.    Persepsi halusinasi
Klien mengalami halusinasi penghidu
Masalah keperawatan    : Perubahan persepsi perceptual Penghidu
8.    Proses pikir
Klien mampu menjawab semua pertanyaan wawancara dengan baik
9.    Isi pikir
Klien dapat digolongkan memiliki fobia terhadap kain-kain lap/ kain using
Masalah keperawatan    : Perubahan proses pikir
10.    Tingkat kesadaran
    Tingkat kesadaran klien compos mentis
    Orientasi waktu    : Dapat membedakan siang dan malam
    Orientasi tempat    : Mengetahui dimana keberadaannya
    Orientasi orang    : Mengenali orang-orang disekitarnya
11.    Memori
Memori jangka panjang klien bagus, tetapi memori jangka pendek klien agak kurang.
12.    Tingkat konsentrasi
Klien mampu menghitung sederhana 5+5 = 10, 7+5= 12
13.    Kemampuan penilaian
Klien mampu membedakan yang kotor dan yang bersih
14.    Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya sakit dan harus rutin minum obat.

VII.    Aspek medis
Terapi    :
Thnhexyphenidyl    3x2
Haloperidol    3x1
Carbamazepine    3x1


ANALISIS DATA

DATA    ETIOLOGI    MASALAH
DO:
    Klien sudah dirawat di RSKD sebanyak 5 kali
    Klien anti melihat kain-kain lap
    Klien jijik dengan kain-kain lap
DS:
    Ibu klien mengatakan klien memiliki riwayat kecelakaan sewaktu kecil
    Klien mengatakan jika melihat kain-kain lap klien akan merasakan bau yang tidak enak
    Pasca trauma

Skizofrenia

Perubahan persepsi sensori penciuman    Halusinasi penciuman
DO:
    Klien terlihat murung pada awal pembicaraan mengenai saudaranya
    Kontak mata kurang
    Sering meremas-remas kedua tangannya
    Klien sering menunduk
DS:
    Klien mengatakan kakaknya sering tidak mengajaknya berbicara
    Perubahan status mental

Koping keluarga tidak efektif

Harga diri rendah    Harga diri rendah




Pohon masalah


Effect                        Risiko tinggi perilaku kekerasan


Core problem            Perubahan persepsi sensori: Halusinasi


Causa                            Harga diri rendah kronis


                             

Diagnose keperawatan
Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
DO:
    Klien sudah dirawat di RSKD sebanyak 5 kali
    Klien anti melihat kain-kain lap
    Klien jijik dengan kain-kain lap
DS:
    Ibu klien mengatakan klien memiliki riwayat kecelakaan sewaktu kecil
    Klien mengatakan jika melihat kain-kain lap klien akan merasakan bau yang tidak enak



Diagnosa Keperawatan    Pasien
    Keluarga

Gangguan sensori persepsi: Halusinasi   
SP 1P
a.    Mengenal halusinasi:
-    Isi
-    Frekuensi
-    Waktu terjadinya
-    Situasi pencetus
-    Perasaan saat terjadi halusinasi
b.    Latih mengontrol halusinasi dengan cara:
-    Menghardik
c.    Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 2P
a.    Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
b.    Melatih berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
c.    Masukkan Jadwal

SP 3P
a.    Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & 2)
b.    Melatih kegiatan agar halusinasi tdk muncul
c.    Masukkan jadwal.

SP 4P
a.    Evaluasi jadwal pasien yang lalu (SP 1, 2, 3)
b.    Menanyakan pengobatan sebelumnya.
c.    Menjelaskan tentang pengobatan (5 benar)
d.    Melatih pasien minum obat
e.    Masukkan jadwal.   
SP 1K
a.    Mengidentifikasi masalah keluarga dalam  merawat pasien
b.    Menjelaskan proses terjadinya halusinasi.
c.    Menjelaskan cara merawat pasien
d.    Bermain peran cara merawat
e.    RTL keluarga/jadwal keluarga u/ merawat pasien

SP 2K
a.    Evaluasi kemampuan keluarga (SP1)
b.    Latih keluarga  merawat pasien
c.    RTL keluarga./jadwal keluarga u/ merawat pasien

SP 3K
a.    Evaluasi kemampuan keluarga (SP2)
b.    Latih keluarga  merawat pasien
c.    RTL keluarga./jadwal keluarga u/ merawat pasien

SP 4K
a.    Evaluasi kemampuan keluarga
b.    Evaluasi kemampuan pasien
c.    RTL keluarga:
-    Follow up
-    Rujukan.


Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan (SP 1P)
Halusinasi Penghidu

Pertemuan l
Hari/tanggal    : Selasa, 5 februari 2013


A.    Proses keperawatan
1.    Kondisi klien
Klien nampak tenang, klien nampak sering meremas-remas kedua tangannya, afek klien sesuai, klien kooperatif diajak berbicara, kontak kurang dan klien sering menunduk.

2.    Diagnose keperawatan
Perubahan persepsi sensori    : Halusinasi penghidu

3.    Tujuan (SP 1P)
    Klien dapat mengetahui jenis halusinasinya
    Klien dapat mengetahui situasi yang menimbulkan halusinasinya
    Klien dapat menghardik halusinasinya

4.    Tindakan keperawatan SP 1P
    Bina hubungan saling percaya
    Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
    Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
    Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
    Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
    Mengidentifikasi situasi yang menimbulakn halusinasi
    Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
    Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
    Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegitan harian


B.    Strategi komunikasi
1.    Orientasi
a.    Salam terapeutik
“Assalamu alaikum, selamat pagi. Perhenalkan nama saya Andi Fara Fadhilla biasa dipanggil Fhara, yang ini Arifah Syafruddin biasa dipanggil Rhifa, dan yang ini Asnidar biasa dipanggil Nidha. Kami mahasiswi Poltekkes Makassar yang sedang praktek di Puskesmas Mangasa. Kalau boleh tau namanya siapa? Dan senangnya dipanggil siapa?”
b.    Evaluasi
“Bagaimana perasaannya hari ini?”
c.    Kontrak
1)    Topic    :
“Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang masalah kakak?”
2)    Waktu    :
“Berapa lama sebaiknya kita berbincang-bincang? Bagaimana jika 20 menit?”
3)    Tempat    :
“Dimana tempat yang enak untuk berbincang-bincang? Bagaimana jika disini saja?”

2.    Kerja
“Apakah anda pernah mencium suatu bau yang orang lain tidak rasakan?”
“Bau yang seperti apa yang tercium?”
“Apakah pernah mendengar suara tanpa wujudnya?”
“Apakah pernah melihat sesuatu/orang/bayangan/makhluk?”
“Berarti hanya mencium bau yang anda alami ya?”
“Berapa kali sehari dialami?”
“Pada keadaan apa bau itu muncul?”
“Apa yang anda rasakan saat mencium bau itu?”
“Apa yang anda lakukan saat bau itu muncul?”
“Apakah dengan cara itu, bau itu hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah bau itu muncul?”
“Ada empat cara mencegah bau itu agar tidak muncul.”
“Pertama, dengan menghardik bau tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, dengan melakukan kegiatan atau aktivitas rumah.”
“Keempat minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik?”
“Caranya seperti ini, jika bau itu muncul langsung anda tutup hidung dan bilang peri saya tidak mau cium…saya tidak mau cium. Kamu bau palsu. Begitu berulang-ulang sampai bau itu hilang. Coba anda peragakan! Nah begitu…. Bagus! Coba lagi! Ya bagus anda sudah bias.”

3.    Terminasi
    Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan anda dengan obrolan kita tadi? Anda merasa senang dengan latihan kita tadi?”
    Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, coba simpulkan pembicaraan kita tadi?”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah bau itu agar tidak muncul lagi.”
    Rencana tindak lanjut
“Kalau bau itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya? Mau jam berapa saja latihannya?”
    Kontarak yang akan datang
a.    Topic    :
“Bagaimana kalau kita ngobrol lagi tentang cara berbicara dengan orang lain saat bau itu muncul lagi?”
“Jika bias, lusa kami juga akan memberikan penyuluhan kepada anda dan keluarga.”
b.    Waktu    :
“Kira-kira waktunya kapan yah? Bagaimana lusa, siang jam 12.00 WITA, bisa?”
c.    Tempat    :
“Bagaimana jika tempatnya disini saja?”


EVALUASI
Selasa, 5 februari 2013

S: Klien merasa senang karena banyak yang menemaninya. Klien mengatakan bau itu muncul jika klien melihat factor pemicunya (kain-kain lap)

O: Klien terlihat tenang selama factor pemicu timbulnya halusinasi tidak klien lihat. Klien mengerti cara mengardik halusinasinya.

A: SP 1 P selesai

P: Lanjutkan intervensi SP 1 K



Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan (SP 1K)
Halusinasi Penghidu

Pertemuan ll
Hari/tanggal    : Kamis, 7 februari 2013

A.    Proses keperawatan
1.    Kondisi klien
2.    Klien nampak tenang, klien nampak sering meremas-remas kedua tangannya, afek klien sesuai, klien kooperatif diajak berbicara, kontak kurang dan klien sering menunduk.

3.    Diagnose keperawatan
Perubahan persepsi sensori    : Halusinasi penghidu

4.    Tujuan (SP 1K)
    Keluarga dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi klien
    Keluarga mampu merawat klien dengan halusinasi

5.    Tindakan keperawatan SP 1K
    Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
    Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
    Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi

B.    Strategi komunikasi
1.    Orientasi
a.    Salam terapeutik
“Assalamualaikum. Masih ingat dengan kami bertiga? Sesuai janji kemari lusa kita berbincang-bincang lagi saat ini.”
b.    Evaluasi
“Bagaimana perasaannya hari ini?”
c.    Kontrak
1)    Topic    :
“Hari ini kami akan memberikan sedikit penyuluhan untuk keluarga tentang pengetahuan dasar mengenai halusinasi dan cara perawatannya di rumah”
2)    Waktu    :
“Bagaimana kalau 25 menit. Bisa?”
3)    Tempat    :
“Sesuai janji kita kemarin, kita lakukan disini saja yah?”
2.    Kerja
“Selama ini apa yang dilakukan oleh anak Bapak/Ibu?”
“Apa masalah yang dirasakan dalam merawat anak Bapak/Ibu?”
“Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu merasakan sesuatu padahal pada kenyataannya itu semua tidak ada. Ada beberapa jenis halusinasi, da halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, halusinasi penciuman/penghidu, halusinasi perabaan, halusinasi visceral, dan halusinasi kinestetik. Pada kasuss anak Bapak/Ibu mengalami halusinasi penciuman/penghidu. Tanda-tandanya itu sering mengendus-endus bau, menutup hidung, ataupun mengatakan mencium bau aneh yang orang lain tidak bias cium.”
“jadi, kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mencium bau, sebenarnya bau itu tidak ada.”
“Kalau dalam kondisi seperti itu, Bapak/Ibu jangan menyetujui atau menyanggah apa yang diceritakan oleh anak Bapak/Ibu.”
“Dengarkan saja! Katakan bahwa Bapak/Ibu tidak mencium bau tersebut”
“Ya, bagus seperti itu!”
“Selain itu ada beberapa cara untuk merawat anak Bapak/Ibu yang dalam hal ini menderita Perubahan persepsi sensori, yaitu:
1.    Jangan tinggalkan anak Bapak/Ibu sendirian. Usahakan selalu mengajaknya berkomunikasi.
2.    Hindarkan factor pemicu munculnya bau itu dalam kasus anak Bapak/Ibu yaitu kain-kain lap.
3.    Pantau aktivitas sehari-harinya
4.    Pantau jadwal minum obatnya”

3.    Terminasi
    Evaluasi subjektif
“Bagaiman perasan Bapak/Ibu setelah kita berbicang-bincang dan mendengar penyuluhan dari kami?”
    Evaluasi objektif
“Setelah mendengar penyuluhan kami, apa yang bias Bapak/Ibu tangkap mengenai masalah anak Bapak/Ibu?”
“Coba bapak sekarang sebutkan beberapa cara merawat anak Bapak/Ibu yang mengalami halusinasi?”
    Rencana tindak lanjut
“Kalau bau itu dirasakan oleh anak Bapak/Ibu, langsung ajak anak Bapak/Ibu untuk berbicang-bincang atau mengajaknya beraktivitas agar perhatiannya teralihkan dari bau tersebut. Obatnya juga harus terus dilanjutkan dan pantau terus jadwal minum obatnya agar teratur.”
“Mungkin sampai disini pertemuan kita karena setelah kami akan selesai dinas di Puskesmas Mangasa. Mungkin akan ada lagi pengganti kami yang akan membantu anak Bapak/Ibu dan Bapak/Ibu sendiri. Jadi kami bertiga perisi dulu. Assalamu alaikum.”

EVALUASI
Kamis, 7 februari 2013

S: Ibu klien mengatakan sudah mengerti dengan masalah anaknya dan cara merawat anaknya tetapi anaknya masih tidak dapat melawan halusinasinya.
O: Ibu klien terlihat mengangguk dan mengerti
A: Intervensi SP 1K tercapai
P: Pertahankan intervensi






Senin, 24 Februari 2014

Sinopsis K-Drama Mimi Episode 1










Sinopsis K-Drama MIMI Episode 1

Judul              : Mimi
Cast                : Shim chang min as Han Min Woo
                          Moon Ga Young as Mi Mi
                          Shin Hyun Bin as Jang Eun Hye
                          Jung Ji Soon as cartoon team leader
                          Yoo Da Kyung as Min Woo’s mother
                          Ko Won as Min Woo’s homeroom teacher
                          Choi Young Soo as Sung Woo
                          Kim Joon Goo as Fire Warrior
                          Lee Yeon Kyung as Mi Mi’s aunt
                          Baekhyun as Umbrella Man


Di adegan pertama kita disuguhkan dengan jalan cerita dari sebuah webcartoon dengan seorang pria yang sedang menelpon seseorang dari telpon umum di tengah derasnya hujan di malam hari.


Kemudian beralih ke cerita cartoon seorang pria yang menemui seorang wanita di tengah jalan. Tokoh pria tersebut menerima sesuatu dari wanita itu dan berkata “Ini seuatu yang kau hilangkan” kemudian wanita itu pergi begitu saja tanpa memperdulikan derasnya hujan yang jatuh.
  

Kembali ke dunia nyata, Min Woo (Shim Changmin) yang tertidur di meja kerjanya tiba-tiba terbangun akibat dering ponselnya dan menjatukan gelas yang penuh dengan puntung pensil yang berada di dekatnya.



Setelah menerima telpon dari cartoon leader team dan ibunya, Min Woo melanjutkan pekerjaannya menggambar sambil sesekali meminum air tetapi entah mengapa setelah meneguk air dari gelasnya Min Woo justru terlihat memuntahkannya lagi.

 


Untuk mengembalikan kesegarannya Minwoo berdiri di atap gedung untuk  menikmati sedikit hembusan angin segar.


Minwoo berjalan di tengah salju tetapi Mimi mengikutinya secara diam-diam dari belakang seolah tidak ingin ketahuan oleh Minwoo.

 



Miwoo yang merasa seakan diikuti berbalik tetapi tidak menemukan siapaun karena secara refleks Mimi bersembunyi dibalik pohon.


Minwoo memasuki sebuah cafe dan duduk di tempat dimana Mimi tengah menunggunya. Seakan pandangannya di depannya kosong, Minwoo mulai melanjutkkan gambarnya dan asik di dunianya sendiri. 



Pelayan datang menanyakan pesanan Minwoo, Mimi menyarakan untuk memesan Cocoa tetapi seperti tidak mendengarkan Minwoo malah memesan Americano. Tetapi anehnya pelayan cafe tersebut tidak menanyakan apa pesanan Mimi. Sambil menunggu pesanannya, Minwoo melanjutkan menggambar dengan sepasang wanita dan pria yg sedang berpacaran menjadi objeknya.



Mimi terus saja dengan fokus memperhatikan Minwoo yang sedang menggambar, dalam hati ia berkata “Mr.M, aku memanggilmu sebagai Mr.M. Karena M adalah salah satu alphabet yang aku sukai.Modigliani, Mozart, Moon, dan juga bagiku yang begitu besar, begitu tinggi dan berkilau, namamu Minwoo”.


Mimi masih fokus menatap Minwoo, dan Minwoo yang masih fokus menggambar tiba-tiba merasa mual lagi, dan itu membuat Mimi khawatir.
  
Tidak berselang begitu lama, Mimi tampak kaget dengan kehadiran seseorang yang memegang gagang payung di tangannya.





Tiba-tiba kita teralihkan ke situasi dimana Minwoo mengunjungi seorang dokter dan mengkonsultasikan penyakitnya. Minwoo membawa sebuat kalender tahun 2003 yang penuh dengan catatan tapi Minwoo tidak ingat kalender tersebut miliknya atau bukan karena memorinya di tahun itu sebagian hilang. Minwoo berkata “Aku memulai webtoon ini setelah melihat kalender ini, awalnya semua inspirasi datang dengan wajar tapi semakin lama aku semakin terjebak di dalamnya. Semakin aku memikirkan itu, semakin kepalaku sakit”. Minwoo tidak bisa minum, tidak bisa tidur dengan nyenyak, dan sering muntah tetapi hasil CT Scane tidak menunjukkan kelainan sehingga dokter mendiagnosis hal tersebut berkaitan dengan mentalnya.




Minwoo yang tak terima dengan diagnosis tersebut, segera meninggalkan ruangan tapi sebelum keluar dari pintu Minwoo kembali lagi untuk membuka baterai jam di atas meja dokter yang sedari tadi pergerakan jarum jam tersebut menganggunya, seperti ada trauma masa lalu dengan jam.



Kita dialihkan lagi dimana kondisi Mimi saat ini. Mimi yang bertemu seorang pria yang memegang gagang payung di cafe tadi terlihat sedang berlari di lorong sempit dan gelap untuk menghindari seseorang yang mengejarnya. Untuk bersembunyi Mimi kemudian masuk dalam sebuah bar yang bertuliskan “Lupin”.




Bar yang nampak kumuh dari luar tenyata lumayan mewah di dalamnya. Namun bar tersebut sepi dan Mimi tersudutkan di dalam karena pria yang mengejarnya telah mendapatinya di dalam. Panik dengan kondisi ini, Mimi terus saja menjelaskan apa yang dia lakukan “Apa kesalahan yang aku lakukan? Aku tidak melkaukan apapun, hanya mengikuti orang yang aku sukai. Aku paham! Aku tidak akan melakukannya lagi”. 





Bukannya menjawab semua penjelasan Mimi tapi pria tersebut malah menyodorkan segelas minumanya.




Dengan pasrah Mimi menerima gelas tersebut, sebelum meminumnya Mimi berkata entah kepada siapa kata-kata itu ditujukan “Tolong jangan sakit, kau tidak boleh sakit. Jangan sakit” smabil meneteskan air matanya 



Minwoo mengunjungi cartoon leader team dan mendapatkan pujian karena rating webtoonya yang tinggi bahwa berkali-kali sutradara film dan drama menawarkan untuk dibuat versi drama atau filmnya. Tetapi ada sebuah komentar di webtoon yang menarik perhatian Minwoo “Fire Warior:Cartoon ini berdasarkan cerita yang sebenarnya. Aku tau cerita berikutnya. Cartoon ini berdasarkan cerita pribadinya....” setelah melihat komentar tersebut Minwoo memaksa leader teamnya untuk mencari siapa Fire Warior itu karena Minwoo sendiri tidak tau bahwa cerita webtoon itu adalah pengalaman pribadinya atau bukan.




Untuk mencari ingatannya yang hilang, Minwoo melakukan perjalanan menggunakan kereta api.....




Mimi seakan terbangun dari mimpi buruk, Mimi yang sedang berada di salon milik tantenya menceritakan apa yang ada dalam mimpinya. Dalam mimpinya Mimi betemu sesorang yang dia panggil hantu sedangkan dirinya sendiri menjadi hantu dalam mimpinya. Mimi mulai heran apakah ada yang disebut arwah kematian jika seseorang telah meninggal. Merasa ucapan Mimi sudah melantur kemana-mana, bibi Mimi menghentikannya dengan cara memukul punggung Mimi.





Mimi meninggalkan salon bibinya dan melewati sebuah kalender, kalender yang menerangkan bahwa saat ini adalah kondisi Mimi pada tahun 2003.






Mimi mengunjungi sekolahnya padahal ini adalah hari minggu ttapi ia datang dengan menggunakan seragam sekolah lengkap dengan tasnya. Seperti memerankan sebuah drama, Mimi berperan menjadi seorang murid baru yang diperkenalkan oleh guru dimana dirinya sendiri yang juga berpura-pura menjadi guru.
 



Seperti hanya Mimi, Minwoo juga sering mengunjungi sekolah di hari minggu. Untuk pertama kalinya Minwoo bertemu Mimi. Dari luar kelas Minwoo memperhatiakn tingkah Mimi yang berparodi sendiri menjadi murid baru.

 
Setelah puas dengan parodinya sendiri, Mimi berkeliling sekolah. Ruang seni menarik perhatiannya karena dari luar terdengar suara merdu dengan alunan gitar. Sekarang gantian Mimi yang memperhatikan Minwoo yang sedang bernyanyi dari luar kelas. Mimi ikut terhanyut dalam alunan lagu Minwoo dan tanpa sadar mendengarkan lagu tersebut sampai selesai.





Karena terlambat menyadari bahwa Minwoo akan keluar ruanga, Mimi terbut-buru pergi sehingga tidak melihat ember di depannya alhasil Mimi terjatuh dan disaksikan oleh Minwoo. Karena malu, Mimi akhirnya segera bangkit sendiri dan meninggalkan tempat itu tanpa sekalipun menoleh ke belakang. Minwoo yang pada dasarnya cuek, juga tidak ambil pusing dengan hal tersebut jadi dia lebih memilih melanjutkan kegiatannya ke arah yang berlawanan dengan Mimi.
 

Melihat Minwoo sudah pergi, Mimi lantas kembali ke ruangan yang ditempati Minwoo tadi. Sedikit melihat-lihat sekeliling ruangan sampai ia tertarik dengan sebuah lukisan. Tanpa sadar Mimi mengusap lukisan tersebut tapi ternyata ada di bagian tertentu dari lukisan tersebut ang catnya belum kering alhasil Mimi malah merusak lukisan tersebut.




Minwoo kembali ke ruangan itu, dengan panik Mimi bersembunyi di dalam lemari besi di ruangan tersebut.
 

Minwoo yang melihat lukisannya rusak tidak tampak marah ataupun kecewa, hanya ada raut heran di wajahnya. Tidak ingin ambil pusing, Minwoo hanya sedikit memperbaiki lukisan tersebut.




Minwoo yang tidak menyadari bahwa Mimi bersembunyi di dalam lemari lantas meninggalkan ruang seni dengan mengunci pintunya. Mimi yang panik karena terkunci di dalam mencari cela unuk keluar. Hanya jendela yang bisa terbuka tapi karena ruang seni berada di lantai 2, jadi Mimi terkurung di dalam ruang seni.
 



Saat menyerahkan kunci gembok ruang kesenian pada penjaga sekolah, Minwoo diberitahukan bahwa ada murid perempuan sepertinya yang selalu datang kesekolah walaupun hari minggu tetapi murid tersebut belum juga keluar dari sekolah.


Melihat jendela ruang senin yang terbuka padahal saat ia terakhir meninggalkannya dalam keadaan tertutup, Minwoo mengingat tentang murid perempuan tadi. Minwoo pun mengurungkan niatnya untuk pulang dan mengecek keberadaan Mimi di ruang kesenian.
  



Setelah memastikan bahwa Mimi berada di dalam ruangan tersebut, Minwoo kembali menemui penjaga sekolah untuk meminta kunci tetapi yang di cari sudah tidak ada, di ruang guru pun tidak memiliki kunci ruang seni. Jadi sepanjang malam Mimi terkunci dalam ruang seni tetapi Minwoo menemaninya dari luar pintu. Kesempatan itu dimanfaatkan Mimi untuk meminta maaf mengenai lukisan yang dia rusak.


Saat pagi tiba, Minwoo langsung berlari untuk mengambil kunci ruang seni dan membukannya untuk Mimi. Setelah terbuka, ternyata Mimi masih tertidur. Tanpa berniat membangunkan Minwoo kemudian meninggalkan Mimi di ruangan itu.




Minwoo pergi membeli sekaleng minuman untuk Mimi, tetapi saat ia mengunjungi ruan seni Mimi sudah tidak ada di sana.


 
Karena tidak pulang semalaman, Mimi masuk ke dalam rumah dengan wajah takut di marahi oleh bibinya. Tetapi bibinya langsung menriknya dan berkata “Dapatkan hukumanmu nanti. Ikuti aku”.





Ternyata bibi Mimi membawa Mimi ke seorang dokter. Entah penyakit apa yang di derita Mimi tapi itu sangat membuat bibinya khawatir.
 



Menanggapi hal tersebut, Mimi malah beralih topik ke hal lain yang membuat bibi dan dokter yang memeriksanya beranggapan serius. Mimi malah berkata “songsaenim, aku tau apa itu! Penyakitku!” mendengar hal itu dokter dan bibi Mimi menjadi serius “Itu penyakit hati. Disini rasanya terus berdebarIí” mendengar hal itu membuat mereka menjadi lebih khawatir “disini, terus saja berdebar-debar. Dan aku juga sedikit pusing, tapi menyenangkan dan kupikir aku punya masalah dengan mataku. Aku terus melihat sesuatu...”
 

Karena Mimi pergi begitu saja, Minwoo diam-diam mulai mencari Mimi di antara siswa-siswi





Minwoo terus saja berkeliling sekolah mencari Mimi.
 



Setelah sempat sosok Minwoo tidak terlihat saat melewati tiang bangunan sekolah, tiba-tiba kita di bawa lagi ke tahun 2014 saat Minwoo yang seorang penulis webtoon mengunjungi sekolahnya lagi untuk mencari ingatannya yang hilang di tahun 2003.
 


Minwoo masih mengingat letak ruang seni terdahulu tapi tidak mengingat peristiwa apa saja yang telah terjadi.




Melihat ke dalam ruang seni, membuat Minwoo kembali mengingat masa-masa dimana dia belajar melukis di sana dan sedikit membuat gurunya marah karena menggambar objek yang berbeda dan tidak memperdulikan teriakan gurunya.
 



Setelah bertemu dengan guru seninya terdahulu Minwoo menanyakan mengapa ruang seninya berubah. Menanggapinya dengan bercanda karena gurunya tidak mengetahui apa yang terjadi pada Minwoo saat ini. Sang guru berkata “Kau bertanya karena kau tidak tau? Itu karena kamu! Kamu membakar semuanya, kamu tidak bertanya karena kamu tidak mengingatnya, kan? Aigoo..bercanda. Kau bermain api dengan seoran gadis khan? Kau pikir aku tidak tau? Hai, aku melihat semuanya. Itu waktu yang indah dalam hidup. Mungkinkah, kamu masih menemui gadis itu? Hahaha... jangan bertindak seperti kamu tidak mengetahuinya” 


Setelah mendengar semua itu Minwoo semakin bingung karena memang semuanya telah terhapus dalam memorinya.



Setelah melewati tangga tersebut, kita di bawa kembali ke cerita tahun 2003. Dimana Minwoo terus berkeliling mencari Mimi dan ternyata Mimi malah mengikutinya dari belakang.





Di kelas, Minwoo di temui oleh teman sekelasnya. Dia menyerahkan sebuah foto dan menyuruh Minwoo untuk menggambarnya.




Cantik khan? Dia seorang gadis dari gerejaku. Karena ada beberapa orang lain dalam foto, aku terus merasa aneh membawa ini. Dengan wajahnya secara close up, gambarkan itu untukku, mengerti?” Minwoo yang menyadari siapa gadis yang dimaksud, hanya bisa diam.




Mimi yang sejak awal sudah menyukai Minwoo merasa canggung mencuci rambut Minwoo. Setelah mengetahui siapa yang mencuci rambutnya, Minwoo juga terlihat sangat kaget dan salah tingkah.
 



Karena salah tingkah, Minwoo buru-buru meninggalkan salon milik bibi Mimi dan salah mengambil buku. Alhasil buku gambar Minwoo berada di tanga Mimi dan itu membuat Mimi sangat senang.



Setelah sadar bukunya tertukar, Minwoo kembali ke salon Mimi dan mengambil buku gambarnya.
 

Sama seperti situasi Mimi saat melihat Minwoo dari luar ruang seni, sekarang giliran Minwoo yang terjatuh karena tidak melihat sepeda yang terparkir di depannya.





Karena tidaka ada topik lain, secara refleks Mimi menanyakan Minwoo tentang bisakah dia mengendarai sepeda. Dengan semangat Minwoo menemui ibunya dan menanyakan dimana sepedanya yang biasa disimpan di halaman. Tetapi ternyata sepeda tersebut sudah di jual oleh ibunya.
 



Karena mengetahui kesulitan keuangan ibunya, Minwoo memberikan buku tabungannya kepada ibunya dengan sebelumnya mengambil 20 dollar untuk membeli sebuah sepeda bekas.




Dengan sepeda itu Minwoo membonceng Mimi dan mereka menjadi semakin dekat.

 
Karena jalanan yang tidak rata, Mimi yang memang pada awalnya tidak berpegangan pada Minwoo hampir terjatuh. Masih merasa canggung untuk memeluk pinggang Minwoo, Mimi malah memilih untuk memegang kedua kuping Minwoo, alhasil karena tidak konsentrasi dan kesakitan mereka berdua malah terjatuh dari sepeda.







Akibat terjatuh tadi, rel sepedanya terlepas. Dan Mimi membatu memperbaikinya. bekas kotoran yang menempel di hidung Mimi menjadi lelucon tersendiri buat Minwoo.
 



Mereka menjadi semakin dekat. Pernah mendengar pengakuan Mimi saat mimi berparodi sendiri didalam kelas bahwa dia sedang sakit, jadi Menanyakan dimana sakitnya. Mimi hanya menjawab “molla, tapi aku tau kapan itu mulai sakit. Ibuku sakit untuk waktu yang lama, lalu ketika aku SMP dia pergi ke surga. Ayahku sehat-sehat saja, tapi setelah ibuku pergi, dia menjadi sakit. Ayahku bilang tanpa ibuku seperti tidak ada oksigen. Malam itu dia memberitahu aku, ayah mengikuti ibu ke surga. Sejak saat itu aku sakit, aku pasti juga akan meninggal setelah ayah. Tidak apa-apa, dia mengajariku ada cinta yang lebih berharga daripada kehidupan. Apa aku akan bisa melakukan itu?”. “sebenarnya aku melihatnya dalam mimpi, ayah mengikuti ibu




Mimi kemudian teralihkan saat melihat jam tangan Minwoo yang pecah. Mimi menebak itu pasti akibat terjatuh dari sepeda tadi. Tapi Mimi kemudian mengingat sesuatu setelah melihat jam tangan Minwoo tadi. Mengingat apa yang pernah datang dalam mimpinya. Sebuah jam menunjukkan pukul 7 dan dengan tangan seseorang yang memegang gagang payung dengan tato di tangannya.
 

Minwoo mengunjungi Mimi di salonnya, tanpa dia duga dia malah melihat Mimi sedang memotong rambut teman sekelas Minwoo yang dulu sempat menyuruh Minwoo untuk menggambar wajahnya secara close up.




Merasa cemburu, Minwoo pergi tanpa memperdulikan hujan yang turun. Mimi mengejarnya dan memberikan payung tapi Minwoo malah menolaknya dengan kasar. Mimi memaksa “Jika kamu tidak mengambilnya, maka aku tidak akan menemuimu lagi. Aku serius” tapi Minwoo seakan tidak memperdulikannya.




Mimi yang kecewa karena walaupun dia berkata tak akan menemui Minwoo lagi tetapi Minwoo masih saja tak peduli kemudian membuang payung tersebut dan pergi dengan kehujanan.



Untuk melepaskan rasa cemburunya, Minwoo bermain basket sendiri di tengah derasnya hujan.


Setelah melepas semua cemburunya, Minwoo tersadar kesalahan apa yang dia buat setelah menuinggalakan Mimi di tengah hujan. Dia melukis dinding rumah Mimi dengan lukisan pantai yang terdapat dirinya dan Mimi di dalamnya. Itu tentu membuat Mimi bahagia.




Untuk mecairkan suasana, Mimi berkata “bagaimana dengan tanda tangannya? Sebuah karya seni harus memiliki tanda tangan. Nantinya jika kamu terkenal, aku akan menjual ini” pemikiran itu tentu membuat Minwoo tersenyum.




Minwoo sedang menggambar di dalam ruang seni, dengan Mimi yang bersembunyi di dalam lemari besi berniat untuk menakut-nakuti Minwoo.




Berbeda dengan situasi sebelumnya, Minwoo justru menyadari bahwa Mimi sedang bersembunyi di dalam lemari sehingga yang di kagetkan bukan Minwoo tetapi Mimi. Jadilah Mimi membalas dendam dengan mengejar Minwoo dengan sapu di tangannya.


Karena begitu gelap dalam ruangan, Minwoo membuat tumpukan korek api dan membakarnya sebagai penerangan.




Suasana yang mendukung hampir membuat mereka berciuman jika saja Mimi tidak teringat tentang hadiah yang dia persiapkan untuk Minwoo.




Mimi memberikan sebuah jam tangan baru sebagai pengganti jam tangan Minwoo yang pecah akibat jatuh dari sepeda. Tapi Minwoo malah menjadi marah dengan hadiah tersebut.




ketika ayahku pergi memancing, aku diam-diam mengendarai mobilnya.dan aku berhasil pergi ke laut dengannya, tapi ketika aku pergi ke laut, aku ingi masuk ke air. Dia bilang tidak boleh, jadi aku masuk ke air tanpa pengetahuan ayahku. Tapi kemudian tiba-tiba saja ada ombak. Ketika aku sadar, ayahku yang menyelamatkanku terbaring disisiku. Ini jam tangan terakhir di rumah kami milik ayahku. Tidak peduli apa yang aku lakukan, ayahku tidak akan kembali


Ketika orang yang dicintai pergi, orang yang ditinggalkan bisa hidup dengan normal. Itu seperti kau hidup, tapi kau tidak merasa seperti kau hidup. Mungkin mengikuti orang itu adalah hal yang benar untuk dilakukan


Terbawa suasana sedih, Mimi kemudian mencium Minwoo. Jadilah ciuman pertama mereka di ruang seni.




Menjadi salah tingkah karena ciuman pertama mereka, Mimi melakukan apa saja agar teralihkan dari Minwoo termasuk membuka-buka buku gambar milik Minwoo. Tanpa di duga di dalam buku gvambar tersebut ada adegan ciuman bahkan gambar yang lebih hot dari sekedar ciuman dan jelas sekali cewek yang ada dalam gambar tersebut adalah Mimi karena roll rambut yang di kenakan dalam gambar persis sama yang dikenakan Mimi saat Minwoo mengambil kembali buku gambarnya yang tertinggal di salon Mimi.




Keduanya menyadi sama-sama salah tingkah. Dan Minwoo lebih memilih kabur dari tempat itu sambil membawa buku gambar tadi.


Akibat kejadian tidak mengenakkan itu, keduanya hilang komunikasi selama beberapa hari. Saat keduanya tersadar untuk kembali berhubungan, Minwoo harus dihadapkan pada kenyataan bahwa dia harus pindah rumah entah kemana. Mimi yang menaiki sepedanya tidak menyadari bahwa Minwoo berada dalam mobil pengankut barang yang melewatinya.




Kemudian kita di bawa lagi kecerita tahun 2014 dimana Minwoo menaiki kereta api dan terbangun dari mimpinya.




Sepulang dari mengunjungi SMAnya yang dulu, Minwoo kembali mengunjungi dokter itu. Dia bahkan mengatakan tidak ingat kejadian musim gugur 2003 dimana, dengan siapa, dan apa termasuk kejadian setelah tanggal 8 desember 2003 yang mulai saat itu sudah tidak ada catatan di kalender tersebut. Minwoo menerima obat yang dulu pernah diberikan padanya pada kunjungan pertamanya.




Sepulang dari dokter tersebut, Minwoo terus berjalan di tengah hujan dan Mimi memberikannya payung. Tapi seolah tidak mendengar suara apapun Minwoo terus saja berjalan.




Minwoo akhirnya mendapatkan telpon dari leader team yang telah menemukan IP dari Fire Warior.




Mimi yang mendengar percakapan itu entah mengapa terlihat ketakutan dan menangis. Dia tidak ingin Minwoo pergi menemui orang tersebut. “Jangan pergi kesana, Minwoo” Tapi lagi-lagi Mimi seakan tidak bisa berkomunikasi dengan Minwoo.


Minwoo pergi menemui pengomnetar di webtoon tersebut yang ternyata bersebelahan dengan flat tempat Minwoo menghabiskan waktunya untuk menulis webtoonnya. Sepertinya Fire Warior itu adalah teman sekelas Minwoo dulu yang juga menyukai Mimi dan pernah menyuruh Minwoo untuk menggambar wajah Mimi secara close up. Tapi Minwoo tidak mengingat dia. Luka bakar di wajah pria itu masih menjadi misteri dan kepentingannya dengan Minwoo & Mimi masih belum jelas.





                                                            To Be Continue