Kamis, 21 April 2011

Poltekkes-(kdk) komunikasi terapeutik

Komunikasi Terapeutik

Komunikasi merupakan proses yang sangat khusus dan paling bermakna dalam kehidupan manusia. Pada profesi keperawatan komunikasi menjadi lebih bermakna karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses keperawatan.
Pada seorang perawat, komunikasi memegang peranan penting karena untuk mendapatkan data subyektif dari klien dibutuhkan kemampuan berkomunikasi yang efektif. Hays and Larson mengidentifikasi sebuah tehnik yang dapat membantu perawat dalam melakukan interaksi yang lebih terapeutik dengan kliennya. Tehnik-tehnik ini dikenal dengan nama “Tehnik Komunikasi Terapeutik”. Perawat yang menguasai tehnik ini akan lebih efektif dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Hal ini terjadi karena dengan memiliki keterampilan berkomunikasi terapeutik perawat akan lebih muda menjalin hubungan saling percaya dengan klien. Dampak selanjutnya adalah memberikan kepuasan secara professional dalam pelayanan keperawatan dan akan meningkatkan citra profesi serta rumah sakit.


Pengertian

Komunikasi terapeutik tidak hanya identik dengan senyum dan bicara lemah lembut, melainkan komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan dengan tujuan terapi sehingga perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang dihadapinya dengan komunikasi.
Adapun pendapat lain yaitu:
• Northouse (1998) menyatakan bahwa “Komunikasi terapeutik adalah kemampuan atau keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologis dan belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain”.
• Stuart G. W. (1998) menyatakan bahwa, “Komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dank lien, dalam hubungan ini perawat dan klien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien”.
• Hibdon S. (2000) mengatakan bahwa “Pendekatan konseling yang memungkinkan klien menemukan siapa dirinya merupakan focus dari komunikasi terapeutik”.


Tujuan

Komunikasi terapeutik bertujuan unruk mengembangkan pribadi klien ke arah yang lebih positif atau adaptif dan diarahkan pada pertumbuhan klien yang meliputi (Stuart dan Sundeen) :
a. Realisasi diri, penerimaan diri dan peningkatan penghormatan diri. Melalui komunikasi teraputik diharapkan terjadi perubahan dalam diri klien. Klien yang tadinya tidak bisa menerima diri apa adanya atau merasa rendah diri, setelah berkomunikasi terapeutik dengan perawat akan mampu menerima dirinya.
b. Kemampuan membina hubungan interpersonal dan saling bergantunga dengan orang lain. Melalui komunikasi terapeutik, klien belajar bagaimana menerima dan diterima orang lain. Dengan komunikasi yang terbuka, jujur dan menerima klien dengan apa adanya, perawat akan dapat meningkatkan kemapuan klien dalam membina hubungan saling percaya.
c. Peningkatan fungsi dan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan yang realistis. Terkadang klien menetapkan ideal diri atau tujuan yang terlalu tinggi tanpa mengukur kemampuannya.
d. Rasa identitas personal yang jelas dan peningkatan integritas diri, termasuk status, peran dan jenis kelamin. Klien yang mengalami gangguan identitas personal biasanya tidak mempunyai rasa percaya diri dan mengalami harga diri yang rendah. Melalui komunikasi terapeutik diharapkan perawat dapat membantu klien meningkatkan integritas dirinya dan integritas diri yang jelas. Dalam hal ini perawat berusaha menggali semua aspek kehidupan klien di masa sekarang dan masa lalu. Kemudian perawat membantu meningkatkan harga diri dan integritas diri klien melalui komunikasinya dengan klien.



TINGGALKAN JEJAK!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar