Selasa, 25 Februari 2014

Resume Halusinasi Penciuman Keperawatan Jiwa

                                                                  RESUME PADA Nn “N”
                                                        DENGAN HALUSINASI PENGHIDU
                                                    DI WILAYAH PUSKESMAS MANGASA



RESUME
                                                                                        Tanggal pengkajian: 5 februari 2013

I.    Pengkajian
Nama        : Nn “S”
Umur        : 36 tahun
Jenis kelamin    : Perempuan
Agama        : Islam
Status        : Belum Menikah
Pendidikan        : SMA (SLB)
Pekerjaan        : -
Alamat        : Jl. Kompleks P dan K

II.    Keluhan utama saat dikaji
Klien mengatakan selalu mencium bau-bau dari kain-kain lap yang klien lihat tetapi bau-bauan itu tidak dicium atau dirasakan oleh orang lain.

III.    Factor predisposisi
    Klien mendapatkan keluhan sejak tahun 1990-an dan sampai saat ini (tahun 2013) klien sudah 5 kali keluar masuk RSKD Makassar sejak tahun 1990-an sampai ssat ini klien rutin meminum obatnya.
    Klien pernah mengalami kecelakaan sewaktu masih SD, pada saat itu sempat trauma/phobia terhadap motor yang mengakibatkan klien sempat putus sekolah.
Masalah keperawatan    : Respon pasca trauma
    Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
    Genogram:



Ket:

        : laki-laki/perempuan

        : Meninggal

        : Umur tidak diketahui

        : Klien

        : Tinggal serumah


G1    : Sudah meningal dunia dan tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan klien
G2    : Ayah klien menggal karena DM. tidak ada riwayat penyakit yang sama dengan klien pada G2
G3    : Kakak klien meninggal karena penyakit lambung. Dan klien menderita gangguan jiwa halusinasi   penciuman


IV.    Pengkajian fisik
a.    TTV
TD    : 110/80 mmHg
N    : 80 x/mnt
S    : 36,8oC
P    : 22 x/mnt
b.    Antropometri
TB    : 166 cm
BB    : 59 kg
c.    Klien tidak mengalami keluhan fisik

V.    Psikososial
1.    Konsep diri
    Citra tubuh
•    Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai yaitu bagian wajah.
•    Klien mengatakan tubuhnya masih lengkap dan mensyukurinya.
    Identitas
•    Klien menyadari bahwa dirinya adalah anak ke-6 dari 7 bersaudara.
•    Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang perempuan.
•    Klien menyadari bahwa perannya di rumah sebagai anak.
    Peran
•    Klien berperan sebahai anak di rumah
•    Klien membantu pekerjaan rumah
    Ideal diri
Klien berharap penyakitnya masih bias disembuhkan
    Harga diri
Klien terkadang merasa sedih karenan kakaknya selalu tidak ingin berbicara dengannya.
Masalah keperawatan    : harga diri rendah
2.    Hubungan social
    Orang terdekat dengan klien adalah ibunya
    Klien tidak memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
    Klien mudah bergaul dengan orang baru
3.    Spiritual
    Nilai dan keyakinan
•    Klien beragama Islam dan meyakini agama yang dianutnya
•    Klien percaya bahwa Allah SWT itu ada
    Kegiatan ibadah
Klien mengatakan rajin sholat

VI.    Status mental
1.    Penampilan
    Klien menggunakan pakaian yang sesuai
    Klien terlihat rapi
2.    Pembicaraan
    Klien kooperatif diajak bicara
    Kontak kurang
    Intonasi suara sedang
3.    Aktivitas motorik
    Klien Nampak tenang
    Klien sering meremas-remas kedua tangannya
4.    Alam perasaan
Klien terlihat biasa saja. Tidak terlihat adanya ketakutan atau gembira yang berlebihan.
5.    Afek
Afek yang dimiliki klien yaitu afek sesuai
6.    Interaksi selama wawancara
    Klien kooperatif diajak berbicara
    Kontak kurang
    Intonasi suara sedang
    Klien sering menunduk
7.    Persepsi halusinasi
Klien mengalami halusinasi penghidu
Masalah keperawatan    : Perubahan persepsi perceptual Penghidu
8.    Proses pikir
Klien mampu menjawab semua pertanyaan wawancara dengan baik
9.    Isi pikir
Klien dapat digolongkan memiliki fobia terhadap kain-kain lap/ kain using
Masalah keperawatan    : Perubahan proses pikir
10.    Tingkat kesadaran
    Tingkat kesadaran klien compos mentis
    Orientasi waktu    : Dapat membedakan siang dan malam
    Orientasi tempat    : Mengetahui dimana keberadaannya
    Orientasi orang    : Mengenali orang-orang disekitarnya
11.    Memori
Memori jangka panjang klien bagus, tetapi memori jangka pendek klien agak kurang.
12.    Tingkat konsentrasi
Klien mampu menghitung sederhana 5+5 = 10, 7+5= 12
13.    Kemampuan penilaian
Klien mampu membedakan yang kotor dan yang bersih
14.    Daya tilik diri
Klien menyadari bahwa dirinya sakit dan harus rutin minum obat.

VII.    Aspek medis
Terapi    :
Thnhexyphenidyl    3x2
Haloperidol    3x1
Carbamazepine    3x1


ANALISIS DATA

DATA    ETIOLOGI    MASALAH
DO:
    Klien sudah dirawat di RSKD sebanyak 5 kali
    Klien anti melihat kain-kain lap
    Klien jijik dengan kain-kain lap
DS:
    Ibu klien mengatakan klien memiliki riwayat kecelakaan sewaktu kecil
    Klien mengatakan jika melihat kain-kain lap klien akan merasakan bau yang tidak enak
    Pasca trauma

Skizofrenia

Perubahan persepsi sensori penciuman    Halusinasi penciuman
DO:
    Klien terlihat murung pada awal pembicaraan mengenai saudaranya
    Kontak mata kurang
    Sering meremas-remas kedua tangannya
    Klien sering menunduk
DS:
    Klien mengatakan kakaknya sering tidak mengajaknya berbicara
    Perubahan status mental

Koping keluarga tidak efektif

Harga diri rendah    Harga diri rendah




Pohon masalah


Effect                        Risiko tinggi perilaku kekerasan


Core problem            Perubahan persepsi sensori: Halusinasi


Causa                            Harga diri rendah kronis


                             

Diagnose keperawatan
Perubahan persepsi sensori: Halusinasi
DO:
    Klien sudah dirawat di RSKD sebanyak 5 kali
    Klien anti melihat kain-kain lap
    Klien jijik dengan kain-kain lap
DS:
    Ibu klien mengatakan klien memiliki riwayat kecelakaan sewaktu kecil
    Klien mengatakan jika melihat kain-kain lap klien akan merasakan bau yang tidak enak



Diagnosa Keperawatan    Pasien
    Keluarga

Gangguan sensori persepsi: Halusinasi   
SP 1P
a.    Mengenal halusinasi:
-    Isi
-    Frekuensi
-    Waktu terjadinya
-    Situasi pencetus
-    Perasaan saat terjadi halusinasi
b.    Latih mengontrol halusinasi dengan cara:
-    Menghardik
c.    Memasukkan dalam jadwal kegiatan pasien

SP 2P
a.    Evaluasi kegiatan yang lalu (SP 1)
b.    Melatih berbicara dengan orang lain saat halusinasi muncul
c.    Masukkan Jadwal

SP 3P
a.    Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & 2)
b.    Melatih kegiatan agar halusinasi tdk muncul
c.    Masukkan jadwal.

SP 4P
a.    Evaluasi jadwal pasien yang lalu (SP 1, 2, 3)
b.    Menanyakan pengobatan sebelumnya.
c.    Menjelaskan tentang pengobatan (5 benar)
d.    Melatih pasien minum obat
e.    Masukkan jadwal.   
SP 1K
a.    Mengidentifikasi masalah keluarga dalam  merawat pasien
b.    Menjelaskan proses terjadinya halusinasi.
c.    Menjelaskan cara merawat pasien
d.    Bermain peran cara merawat
e.    RTL keluarga/jadwal keluarga u/ merawat pasien

SP 2K
a.    Evaluasi kemampuan keluarga (SP1)
b.    Latih keluarga  merawat pasien
c.    RTL keluarga./jadwal keluarga u/ merawat pasien

SP 3K
a.    Evaluasi kemampuan keluarga (SP2)
b.    Latih keluarga  merawat pasien
c.    RTL keluarga./jadwal keluarga u/ merawat pasien

SP 4K
a.    Evaluasi kemampuan keluarga
b.    Evaluasi kemampuan pasien
c.    RTL keluarga:
-    Follow up
-    Rujukan.


Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan (SP 1P)
Halusinasi Penghidu

Pertemuan l
Hari/tanggal    : Selasa, 5 februari 2013


A.    Proses keperawatan
1.    Kondisi klien
Klien nampak tenang, klien nampak sering meremas-remas kedua tangannya, afek klien sesuai, klien kooperatif diajak berbicara, kontak kurang dan klien sering menunduk.

2.    Diagnose keperawatan
Perubahan persepsi sensori    : Halusinasi penghidu

3.    Tujuan (SP 1P)
    Klien dapat mengetahui jenis halusinasinya
    Klien dapat mengetahui situasi yang menimbulkan halusinasinya
    Klien dapat menghardik halusinasinya

4.    Tindakan keperawatan SP 1P
    Bina hubungan saling percaya
    Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien
    Mengidentifikasi isi halusinasi pasien
    Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien
    Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien
    Mengidentifikasi situasi yang menimbulakn halusinasi
    Mengidentifikasi respon pasien terhadap halusinasi
    Mengajarkan pasien menghardik halusinasi
    Menganjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegitan harian


B.    Strategi komunikasi
1.    Orientasi
a.    Salam terapeutik
“Assalamu alaikum, selamat pagi. Perhenalkan nama saya Andi Fara Fadhilla biasa dipanggil Fhara, yang ini Arifah Syafruddin biasa dipanggil Rhifa, dan yang ini Asnidar biasa dipanggil Nidha. Kami mahasiswi Poltekkes Makassar yang sedang praktek di Puskesmas Mangasa. Kalau boleh tau namanya siapa? Dan senangnya dipanggil siapa?”
b.    Evaluasi
“Bagaimana perasaannya hari ini?”
c.    Kontrak
1)    Topic    :
“Bagaimana kalau sekarang kita berbincang-bincang tentang masalah kakak?”
2)    Waktu    :
“Berapa lama sebaiknya kita berbincang-bincang? Bagaimana jika 20 menit?”
3)    Tempat    :
“Dimana tempat yang enak untuk berbincang-bincang? Bagaimana jika disini saja?”

2.    Kerja
“Apakah anda pernah mencium suatu bau yang orang lain tidak rasakan?”
“Bau yang seperti apa yang tercium?”
“Apakah pernah mendengar suara tanpa wujudnya?”
“Apakah pernah melihat sesuatu/orang/bayangan/makhluk?”
“Berarti hanya mencium bau yang anda alami ya?”
“Berapa kali sehari dialami?”
“Pada keadaan apa bau itu muncul?”
“Apa yang anda rasakan saat mencium bau itu?”
“Apa yang anda lakukan saat bau itu muncul?”
“Apakah dengan cara itu, bau itu hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah bau itu muncul?”
“Ada empat cara mencegah bau itu agar tidak muncul.”
“Pertama, dengan menghardik bau tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, dengan melakukan kegiatan atau aktivitas rumah.”
“Keempat minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik?”
“Caranya seperti ini, jika bau itu muncul langsung anda tutup hidung dan bilang peri saya tidak mau cium…saya tidak mau cium. Kamu bau palsu. Begitu berulang-ulang sampai bau itu hilang. Coba anda peragakan! Nah begitu…. Bagus! Coba lagi! Ya bagus anda sudah bias.”

3.    Terminasi
    Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan anda dengan obrolan kita tadi? Anda merasa senang dengan latihan kita tadi?”
    Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, coba simpulkan pembicaraan kita tadi?”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah bau itu agar tidak muncul lagi.”
    Rencana tindak lanjut
“Kalau bau itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya? Mau jam berapa saja latihannya?”
    Kontarak yang akan datang
a.    Topic    :
“Bagaimana kalau kita ngobrol lagi tentang cara berbicara dengan orang lain saat bau itu muncul lagi?”
“Jika bias, lusa kami juga akan memberikan penyuluhan kepada anda dan keluarga.”
b.    Waktu    :
“Kira-kira waktunya kapan yah? Bagaimana lusa, siang jam 12.00 WITA, bisa?”
c.    Tempat    :
“Bagaimana jika tempatnya disini saja?”


EVALUASI
Selasa, 5 februari 2013

S: Klien merasa senang karena banyak yang menemaninya. Klien mengatakan bau itu muncul jika klien melihat factor pemicunya (kain-kain lap)

O: Klien terlihat tenang selama factor pemicu timbulnya halusinasi tidak klien lihat. Klien mengerti cara mengardik halusinasinya.

A: SP 1 P selesai

P: Lanjutkan intervensi SP 1 K



Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan (SP 1K)
Halusinasi Penghidu

Pertemuan ll
Hari/tanggal    : Kamis, 7 februari 2013

A.    Proses keperawatan
1.    Kondisi klien
2.    Klien nampak tenang, klien nampak sering meremas-remas kedua tangannya, afek klien sesuai, klien kooperatif diajak berbicara, kontak kurang dan klien sering menunduk.

3.    Diagnose keperawatan
Perubahan persepsi sensori    : Halusinasi penghidu

4.    Tujuan (SP 1K)
    Keluarga dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi klien
    Keluarga mampu merawat klien dengan halusinasi

5.    Tindakan keperawatan SP 1K
    Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
    Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala halusinasi, dan jenis halusinasi yang dialami pasien beserta proses terjadinya
    Menjelaskan cara-cara merawat pasien halusinasi

B.    Strategi komunikasi
1.    Orientasi
a.    Salam terapeutik
“Assalamualaikum. Masih ingat dengan kami bertiga? Sesuai janji kemari lusa kita berbincang-bincang lagi saat ini.”
b.    Evaluasi
“Bagaimana perasaannya hari ini?”
c.    Kontrak
1)    Topic    :
“Hari ini kami akan memberikan sedikit penyuluhan untuk keluarga tentang pengetahuan dasar mengenai halusinasi dan cara perawatannya di rumah”
2)    Waktu    :
“Bagaimana kalau 25 menit. Bisa?”
3)    Tempat    :
“Sesuai janji kita kemarin, kita lakukan disini saja yah?”
2.    Kerja
“Selama ini apa yang dilakukan oleh anak Bapak/Ibu?”
“Apa masalah yang dirasakan dalam merawat anak Bapak/Ibu?”
“Ya, gejala yang dialami oleh anak Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu merasakan sesuatu padahal pada kenyataannya itu semua tidak ada. Ada beberapa jenis halusinasi, da halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, halusinasi penciuman/penghidu, halusinasi perabaan, halusinasi visceral, dan halusinasi kinestetik. Pada kasuss anak Bapak/Ibu mengalami halusinasi penciuman/penghidu. Tanda-tandanya itu sering mengendus-endus bau, menutup hidung, ataupun mengatakan mencium bau aneh yang orang lain tidak bias cium.”
“jadi, kalau anak Bapak/Ibu mengatakan mencium bau, sebenarnya bau itu tidak ada.”
“Kalau dalam kondisi seperti itu, Bapak/Ibu jangan menyetujui atau menyanggah apa yang diceritakan oleh anak Bapak/Ibu.”
“Dengarkan saja! Katakan bahwa Bapak/Ibu tidak mencium bau tersebut”
“Ya, bagus seperti itu!”
“Selain itu ada beberapa cara untuk merawat anak Bapak/Ibu yang dalam hal ini menderita Perubahan persepsi sensori, yaitu:
1.    Jangan tinggalkan anak Bapak/Ibu sendirian. Usahakan selalu mengajaknya berkomunikasi.
2.    Hindarkan factor pemicu munculnya bau itu dalam kasus anak Bapak/Ibu yaitu kain-kain lap.
3.    Pantau aktivitas sehari-harinya
4.    Pantau jadwal minum obatnya”

3.    Terminasi
    Evaluasi subjektif
“Bagaiman perasan Bapak/Ibu setelah kita berbicang-bincang dan mendengar penyuluhan dari kami?”
    Evaluasi objektif
“Setelah mendengar penyuluhan kami, apa yang bias Bapak/Ibu tangkap mengenai masalah anak Bapak/Ibu?”
“Coba bapak sekarang sebutkan beberapa cara merawat anak Bapak/Ibu yang mengalami halusinasi?”
    Rencana tindak lanjut
“Kalau bau itu dirasakan oleh anak Bapak/Ibu, langsung ajak anak Bapak/Ibu untuk berbicang-bincang atau mengajaknya beraktivitas agar perhatiannya teralihkan dari bau tersebut. Obatnya juga harus terus dilanjutkan dan pantau terus jadwal minum obatnya agar teratur.”
“Mungkin sampai disini pertemuan kita karena setelah kami akan selesai dinas di Puskesmas Mangasa. Mungkin akan ada lagi pengganti kami yang akan membantu anak Bapak/Ibu dan Bapak/Ibu sendiri. Jadi kami bertiga perisi dulu. Assalamu alaikum.”

EVALUASI
Kamis, 7 februari 2013

S: Ibu klien mengatakan sudah mengerti dengan masalah anaknya dan cara merawat anaknya tetapi anaknya masih tidak dapat melawan halusinasinya.
O: Ibu klien terlihat mengangguk dan mengerti
A: Intervensi SP 1K tercapai
P: Pertahankan intervensi






Tidak ada komentar:

Posting Komentar