Komunikasi Efektif dan Asertif dalam Management Keperawatan
Berkomunikasi efektif berarti bahwa
komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu
pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the
communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa
pesan yang disampaikan.
1.
Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2.
menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3.
pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4.
Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat
menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Berbicara tentag minat
atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat akan timbul
bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :
Tersedianya suatu hal yang menarik minat. \Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.
Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksudkan.
ohnson, Sutton dan Harris (2001: 81) menunjukkan
cara-cara agar komunikasi efektif dapat dicapai. Menurut mereka, komunikasi efektif dapat
terjadi melalui atau dengan didukung oleh aktivitas role-playing, diskusi,
aktivitas kelompok kecil dan materi-materi pengajaran yang relevan. Meskipun
penelitian mereka terfokus pada komunikasi efektif untuk
proses belajar-mengajar, hal yang dapat dimengerti di sini adalah bahwa suatu
proses komunikasi membutuhkan
aktivitas, cara dan sarana lain agar bisa berlangsung dan mencapai hasil yang
efektif.
PENGERTIAN KOMUNIKASI
ASERTIF (ASSERTIVE COMMUNICATION)
Komunikasi asertif
merupakan komunikasi yang berdiri pada titik tengah antara komunikasi pasif dan
agresif dimana komunikasi ini mengedepankan cara pandang untuk
mengemukakan pendapat dan perasaan tanpa memaksakan kehendak serta tidak
melanggar hak-hak orang lain. Tipe komunikasi ini selalu mensinergikan
sudut pandang yang berbeda sehingga tercipta suasana yang win-win solution
diantara kedua belah pihak. Dalam berkomunikasi secara asertif memiliki
pembelajaran-pembelajaran yang terkandung dan menghasilkan
penjelasan-penjelasan yang baik, mendengarkan dan menghargai sudut pandang yang
berbeda dengan melihat perbedaan dari sudut pandang positif.
PERILAKU ASERTIF
Gaya berkomunikasi (style
of communication) juga sangat berpengaruh terhadap perilaku atau tingkah
laku sehari-hari baik berkomunikasi pasif, asertif dan agresif. Tingkah
laku yang tumbuh dalam diri menggunakan komunikasi asertif antara lain:
1. Menjelaskan tentang perasaan, kebutuhan dan tujuan yang dapat diterima
oleh pihak-pihak yang berhubungan.
2. Mampu berkomunikasi secara sabar tanpa bermaksud menyerang orang lain.
3. Tegas dalam menentukan pilihan tanpa memaksakan kehendak kepada orang lain.
4. Bermain dalam ketentuan yang jelas dan rasional
5. Mengatakan kebenaran dalam mempertahankan tujuan walaupun muncul konflik tetapi
selalu menjaga perasaan orang lain.
6. Tetap berpandang positif dan baik dalam menghadapi suatu permasalahan.
7. Percaya diri dan terbuka
8. Mampu memberi dan menerima umpan balik hal-hal positif dan negatif
9. Cara pandang yang positif dan optimis
10. Mengerti
tentang bernegoisasi diantara perbedaan-perbedaan pendapat orang lain
TEKNIK KOMUNIKASI YANG
BERKAITAN DALAM PERILAKU POSITIF ASERTIF
Ada beberapa teknik yang
berkaitan dan berhubungan dalam perilaku positif asertif antara lain:
1. Menggunakan ekspresi yang nyaman untuk dipandang, selalu menjaga
pandangan mata secara baik.
2. Menjaga intonasi dalam memberikan ketegasan tapi dapat menyenangkan orang lain.
3. Mendengarkan secara baik lawan bicara yang sedang mengatakan sesuatu
4. Menanyakan pertanyaan apabila membutuhkan penjelasan
5. Selau berpandang untuk menemukan solusi yang terbaik dalam menyelesaikan suatu
masalah.
Perilaku asertif dalam
berkomunikasi
Ciri:
- Berani mengungkapkan pikiran, perasaan, kebutuhan, hak pribadi, dengan
- memperhatikan pikiran, perasaan orang lain
Asertif perilaku yang:
- Memperhatikan kebutuhan dan perasaan diri sendiri, namun juga
- Menghargai hak orang lain
Isi pikirannya:
- Percaya, menghormati diri dan orang lain
- menekankan penyelesaian masalah secara efektif
Tanda non verbal:
- Suara sedang, namun tegas
- menatap langsung,
- tidak mendominir ekspresi wajah dan postur relax
Contoh seseorang dengan
perilaku asertive dalam mengeluarkan pendapat:
- ‘Saya berpendapat … bagaimana pendapat anda?
- ‘Masalah ini akan saya hadapi dengan cara ini. Bagaimana efeknya
Contoh Dialog Komunikasi Efektif dan Asertif:
Karu: selamat pagi pak, bu..
Pasien: pagi pak
Karu: bagaimana perasaannya
sekarang?
Kel: bengini pak, dari subuh tadi
demamnya belum turun juga.
Karu: demamnya masih lumayan yah, suster
pasien ini sudah diberikan obat?
Per: sudah pak, obatnya baru
diberikan tepatnya jam 8 tadi diberikan obat yang termasuk penurun panas 1
tablet
Karu: ibu sudah meminumkan obatnya?
Kel: baru saja pak
Karu: begini ibu, ini kan obatnya sudah
diminum jadi kita lihat hasilnya, obatnya baru bekerja jika 5 menit – 1 jam
berbeda dengan obat injeksi atau suntik yang terbilang cepat. Sambil menunggu
reaksi obatnya ibu bisa mengompres anak ibu dulu dengan air hangat.
Kel: iya pak saya sudah kompres di
dahinya
Karu: jangan Cuma di dahi ibu, ini
akan lebih berpengaruh jika ibu kompresnya dibawah kedua ketiak atau perut. Dan
ini juga kopresnya harus sering-sering diganti. Bagaimana menurut pendapat
suster?
Per: saya rasa juga begitu pak.
Lebih berpengaruh jika dikopres di bawah kedua ketiak atau perut daripada di
dahi.
Karu: kalau begitu saya bisa tinggal
sekarang bu?
Kel: iya pak, terima kasih banyak.
Karu: suster minta tolong pasien
ini diawasi yah kalau bisa dibantu diarahkan cara kompresnya.
Per: iya pak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar